Artinya, kadar atau tingkatan hormon juga bisa memengaruhi orientasi seksual. Para ilmuwan di Cina menemukan bahwa 50 persen dari tikus yang berkembang biak tanpa serotonin, kehilangan preferensi mereka untuk wanita.
Bagi manusia, kekurangan serotonin juga dapat mengurangi gairah seksualitas, yang biasanya terjadi setelah kebanyakan menenggak obat-obatan. Peneliti mengartikannya secara tidak langsung jika serotonin dapat memengaruhi perilaku heteroseksual ataupun homoseksual seseorang.
Penelitian ini dapat dijadikan patokan untuk penelitian lebih lanjut terkait peran serotonin dalam preferensi seksual. Peneliti menjelaskan jika tikus dan manusia adalah dua makhluk hidup yang berbeda untuk urusan seksualitas. Tikus, dirangsang oleh bau. Sementara manusia punya banyak faktor rangsangan lain untuk saling tertarik.
Serotonin, yang juga dikenal sebagai hormon yang mengendalikan mood, menurut temuan para ahli di Inggris, pun memainkan peranan penting dalam mengatur emosi seperti amarah atau agresivitas.
Faktanya, serotonin atau neurotransmitter (penghantar signal saraf) memang menjadi target obat-obatan antidepresan, dan diyakini dapat membuat respon seseorang menjadi agresif bila kadarnya dalam otak terbatas atau berkurang. Apakah Anda gay? Hanya Anda yang tahu jawabannya
0 komentar:
Posting Komentar
Thankz For Your Koment